Selasa, 28 Juni 2011

SOSIOLOGI PERTANIAN SUPRA INSUS



PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan pada umumnya tergantung pada partisipasi masyarakat. Akan tetapi, partisipasimasyarakat dalam pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya tidaklah timbuldan tumbuh dengan sendirinya.

Untuk itu pemerintah di negara-negara yang sedang berkembang tidak hanya menghadapi masalahbagaimana meningkatkan kesejahteraan warga negaranya, tetapi juga sekaligus harus berupaya untukmenumbuhkan atau menimbulkan partisipasi dari seluruh warga negara yang hendak dibangun itu agar ikutmengambil bagian dalam kegiatan pembangunan yang memang diperuntukkan bagi mereka segala hasilnya. Demikian pula halnya dalam kegiatan pembangunan pertanian.

Untuk memberi kesejahteraan bagi warga negaranya, maka pemerintah di negara-negara sedangberkembang, haruslah melaksanakan kegiatan pembangunan yang menyangkut aspek-aspek yang luas darisegi penghidupan dan kehidupan warga negaranya.

Tanpa mengenyampingkan berbagai aspek yang luas itu, karena mengingat sebahagian terbesarpenduduknya berdiam di wilayah pedesaan, yang juga merupakan wilayah hunian terbesar, dengan matapencaharian utama di sektor pertanian, maka dalam kegiatan pembangunannya pemerintah Indonesia telah menetapkan prioritas utama bagi pembangunan pertanian.

Karena makanan pokok, sebahagian terbesar penduduknya adalah beras, maka dalam kegiatan pembangunanpertanian perhatian utama dipusatkan pada peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi. Untuk mewujudkan tujuan itu, maka sejak tahun 1966, berbagai inovasi teknologi pertanian diperkenalkan yaitu Panca Usaha Tani, Intensifikasi Khusus dan yang terakhir yang dilaksanakan sejak tahun 1988 adalah Supra Insus yang merupakan penyempurnaan dari inovasi teknologi pertanian sebelumnya.Hasilnya nampak terutama dari peningkatan produksinya per hektar dalam setiap musim panen

SUPRA INSUS
Supra Insus bertujuan untuk melestarikan swasembada pangan yang telah dicapai pada tahun 1984. Maka sejak tahun 1987 diterapkan program intensifikasi Supra Insus di bidang pertanian tanaman pangan untuk meningkatkan produktivitas tanaman khususnya padi, sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Alat utama yang menjadi ciri Supra Insus adalah kerjasama, sedangkan alat struktural penyelenggara adalah organisasi Bimas. Untuk mengkoordinasikan kerja sama yang akan menentukan keerhasilan program Supra Insus ini diperlukan sistem pengelolaan yang tepat, baik pada tingkat aparatur pemerintah maupun tingkat kelembagaan petani.

Keberhasilan penyelenggaraan program intensifikasi Supra Insus sangat ditentukan oleh tiga unsur strategis, yaitu pengelolaan irigasi, pengelolaan penyuluhan dan pengelolaan kelompok tani. Dapat dikatakan bahwa semakin baik pengelolaan irigasi maka akan semakin mendorong keberhasilan program Intensifikasi Supra Insus, semakin baik kerja sama antar kelompok tani maka akan semakin baik pengadopsian program intensifikasi Supra Insus dan pengelolaan irigasi petani.

Analisis SWOT terhadap sistem pengelolaan irigasi, penyuluhan dan kelomppok tani adalah sebagai berikut:
1.      Pengelolaan Irigasi: Pembagian golongan air adalah factor kekuatan sistem ini, namun kelemahannya adalah belum seluruh organisasi P3A Mitra Cai berjalan seperti yang diharapkan. Kursus-kursus pengairan merupakan peluang bagi terciptanya keadaan pengairan yang lebih baik. Namun dalam sistem ini terdapat ancaman yaitu terjadi keterlambatan waktu tanam oleh petani sehingga menimbulkan masalah-masalah pengairan.
2.   Pengelolaan Penyuluhan : Faktor kekuatan pengelolaan penyuluhan adalah kerjasama yang cukup baik antar pihak pengelola dengan petani dan peran serta yang tinggi dari petani dan peran sserta yang tinggi dari petani dalam kegiatan ini. Namun metode penyuluhan yang belum memenuhi kebutuhan petani merupakan factor kelemahannya. Untuk keragaan Supra Insus di masa dating , kursus-kursus pertanian merupakan peluang yang baik. Namun di sisi lain kurangnya pendekatan PPL  terhadap petani merupakan ancaman yang cukup berpengaruh.
3.   Pengelolaan Kelompoktani : Faktor kekuatan pengelolaan kelompok tani adalah peran serta yang cukup baik dalam kegiatan kerja sama. Namun kerja sama tersebut hanya terbatas pada kegiatan usaha tani di lapang, sehingga belum ada kegiatan pemupukan modal kelompok dan sebagainya. Penilaian kelompok tani dilakukan oleh PPL dan disertai pertandingan-pertandingan antar kelompok tani merupakan  peluang untuk mendorong kelompok tani lebih maju. Ancaman bagi kelompok tani ini adalah belum semua kelompok tani berfungsi sebagaimana mestinya.

Dalam sistem pengelolaan Supra Insus ini, para aparat pemerintah sebagai pihak pengelola masih sangat besar peranannya dalam mendorong dan membina petani, karena memang hal ini masih sangat diperlukan mengingat perkembanhan kelompok tani yang pada umumnya masih rendah. Di sisi lain KUD belum dapat berfungsi secara penuh dalam menunjang penyelenggaraan program Supra Insus ini. Sistem pengelolaan Supra Insus yang telah di terapkan telah menunjukkan hasil, yaiu peningkatan produktivitas usaha tani dan pendapatan petani , jika dibandingkan dengan keadaan sebelum Supra Insus. Namun pencapaian tersebut belum mencapai sasaran yang diharapkan, sehingga untuk keragaan Supra Insus yang lebih baik di masa dating diperlukan adanya perbaikan dalam sistem pengelolaan Supra Insus. 

Untuk mencapai hal tersebut perlu diciptakan jalinan komunikasi yang lebih baik erat antara pihak pengelola dengan petani, misalnya melalui peningkatan kunjungan pengelola ke lapang, peningkatan frekuensi pertemuan sejenis penyuluhan, dalam suasana yang dapat mendorong petani untuk mengemukakan pendapat dan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan demikian diharapkan akan tercapai suatu keselarasan gerak antara petani dengan pihak pengelola.





PENUTUP
Supra Insus bertujuan untuk melestarikan swasembada pangan yang telah dicapai pada tahun 1984. Supra Insus merupakan program intensifikasi di bidang pertanian tanaman pangan untuk meningkatkan produktivitas tanaman khususnya padi, sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
Keberhasilan penyelenggaraan program intensifikasi Supra Insus sangat ditentukan oleh tiga unsur strategis, yaitu pengelolaan irigasi, pengelolaan penyuluhan dan pengelolaan kelompok tani. Dapat dikatakan bahwa semakin baik pengelolaan irigasi maka akan semakin mendorong keberhasilan program Intensifikasi Supra Insus, semakin baik kerja sama antar kelompok tani maka akan semakin baik pengadopsian program intensifikasi Supra Insus dan pengelolaan irigasi petani.
      Untuk mencapai peningkatan produktivitas pertanian tersebut, perlu diciptakan jalinan komunikasi yang lebih baik erat antara pihak pengelola dengan petani, misalnya melalui peningkatan kunjungan pengelola ke lapang, peningkatan frekuensi pertemuan sejenis penyuluhan, dalam suasana yang dapat mendorong petani untuk mengemukakan pendapat dan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan demikian diharapkan akan tercapai suatu keselarasan gerak antara petani dengan pihak pengelola.














REFERENSI

.
 olahan berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar